Makna Teoekologi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), teoekologi tidak secara eksplisit didefinisikan. Namun, berdasarkan definisi masing-masing kata, “teo” dapat merujuk pada “teologi” dan “ekologi” dapat diartikan sebagai:
Ekologi: ilmu tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya.
Teologi: ilmu yang mempelajari tentang Tuhan dan hubungan manusia dengan Tuhan.
teoekologi dapat diartikan sebagai studi tentang hubungan antara Tuhan, manusia, dan lingkungan hidup, atau studi tentang tanggung jawab manusia terhadap lingkungan hidup dalam perspektif teologis.
Dalam Islam, teoekologi dapat diartikan sebagai studi tentang hubungan antara Allah, manusia, dan alam semesta. Konsep ini menekankan pentingnya menjaga kelestarian alam semesta sebagai bagian dari iman dan tanggung jawab spiritual.
Makna teoekologi dalam Islam mencakup beberapa aspek:
1. Tanggung jawab khalifah: Manusia diberi tanggung jawab sebagai khalifah di bumi untuk menjaga dan mengelola alam semesta.
2. Penghargaan terhadap ciptaan Allah: Alam semesta adalah ciptaan Allah, dan manusia diberi tanggung jawab untuk menjaga dan melestarikan-Nya.
3. Keseimbangan dan keadilan: Islam menekankan pentingnya menjaga keseimbangan dan keadilan dalam hubungan antara manusia dan alam semesta.
4. Akuntabilitas: Manusia akan diminta pertanggungjawaban atas perbuatannya terhadap alam semesta di hari akhir.
Jadi bisa disimpulkan bahwa teoekologi dalam Islam menekankan pentingnya menjaga kelestarian alam semesta sebagai bagian dari iman dan tanggung jawab spiritual.
Teoekologi atau Teologi Ekologi adalah bidang studi yang menggabungkan teologi dan ekologi. Ini mempelajari hubungan antara Tuhan, manusia, dan alam semesta, serta implikasi teologis dari isu-isu lingkungan.
Teoekologi membahas topik-topik seperti:
1. Tanggung jawab manusia terhadap alam semesta.
2. Hubungan antara Tuhan dan alam semesta.
3. Etika lingkungan dalam perspektif teologis.
Tujuan Teoekologi adalah memahami dan mengembangkan kesadaran akan pentingnya menjaga dan melestarikan alam semesta sebagai bagian dari iman dan tanggung jawab spiritual.
Tanggungjawab manusia terhadap alam semesta
Dalam Al-Qur’an, ada beberapa ayat yang membahas tentang tanggung jawab manusia terhadap alam, antara lain:
1. Surah Al-Baqarah ayat 30: “Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, ‘Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.’ Mereka bertanya, ‘Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang akan merusak dan menumpahkan darah di bumi, sedangkan kami mau mensucikan dan memuji Engkau?’ Dia berfirman, ‘Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.'”
Ayat ini menunjukkan bahwa manusia diberi tanggung jawab sebagai khalifah di bumi untuk menjaga dan mengelola alam semesta.
2. Surah Al-A’raf ayat 56: “Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.”
Ayat ini menekankan pentingnya menjaga kelestarian alam semesta dan tidak melakukan kerusakan.
3. Surah Hud ayat 61: “Dan kepada (kaum) Tsamud (Kami utus) saudara mereka, Salih. Dia berkata, ‘Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia yang menciptakan kamu dari tanah, dan menjadikan kamu penghuni(pemakmur)nya. Oleh sebab itu, mohonlah ampunan kepada-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sungguh, Tuhanku dekat (rahmat-Nya) dan mengabulkan (doa hamba-Nya).'”
Ayat ini menunjukkan bahwa :
1. Manusia diberi tanggung jawab untuk menjadi pemakmur bumi dan menjaga kelestariannya.
2. Manusia diberi tanggung jawab untuk mengelola dan menjaga alam semesta.
3. Alam semesta adalah milik Allah dan manusia diberi tanggung jawab untuk menjaga dan melestarikan-Nya.
4. Tanggung jawab manusia terhadap alam semesta adalah bagian dari iman dan tanggung jawab spiritual.
Hubungan antara Tuhan dan alam semesta
Beberapa ayat yang terkait antara Tuhan dan alam semesta, diantaranya :
1. Surah Al-Furqan ayat 2: “Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kerajaan itu, dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan tepat.”
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah adalah pencipta dan penguasa alam semesta.
2. Surah Al-An’am ayat 96: “Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dia-lah yang menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu).”
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah mengatur peredaran matahari dan bulan, serta menetapkan hukum-hukum alam semesta.
3. Surah Al-A’raf ayat 54: “Sesungguhnya Tuhanmu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya.”
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah menciptakan alam semesta dan mengatur segala sesuatu di dalamnya.
4. Surah Yasin ayat 40: “Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.”
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah menetapkan hukum-hukum alam semesta, termasuk peredaran matahari dan bulan.
5. Surah Al-Hijr ayat 85: “Dan tidaklah Kami menciptakan langit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar.”
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah menciptakan alam semesta dengan tujuan yang benar dan bijaksana.
Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa Allah adalah pencipta, penguasa, dan pengatur alam semesta, serta menetapkan hukum-hukum yang berlaku di dalamnya.
Etika lingkungan dalam perspektif teologis
Beberapa ayat Al-Qur’an yang membahas tentang etika lingkungan dalam perspektif teologis diantaranya :
1. Surah Al-A’raf ayat 56: “Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.”
Ayat ini menekankan pentingnya menjaga kelestarian alam semesta dan tidak melakukan kerusakan.
2. Surah Al-Qasas ayat 77: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”
Ayat ini menunjukkan bahwa manusia diberi tanggung jawab untuk menjaga kelestarian alam semesta dan tidak melakukan kerusakan.
3. Surah Ar-Rum ayat 41: “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”
Ayat ini menunjukkan bahwa kerusakan lingkungan dapat terjadi akibat perbuatan manusia yang tidak bertanggung jawab.
4. Surah Al-Hajj ayat 65: “Tidakkah kamu perhatikan bahwa Allah tundukkan kepada kamu apa yang ada di bumi dan bahtera yang berlayar di laut dengan perintah-Nya. Dan Dia menahan (benda-benda) langit agar tidak jatuh ke bumi, kecuali dengan izin-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.”
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah telah menciptakan alam semesta dengan keseimbangan yang rapuh, dan manusia diberi tanggung jawab untuk menjaga keseimbangan tersebut.
Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa etika lingkungan dalam perspektif teologis Islam menekankan pentingnya menjaga kelestarian alam.
Hari ini bertepatan dengan 22 April 2025 yang juga hari ini diperingati sebagai hari bumi (Earth Day). Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat global terhadap pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dan mengurangi dampak perubahan iklim.
Dan hari ini juga Kementerian Agama Republik Indonesia melakukan salah satu program yaitu penanaman satu juta pohon matoa di seluruh wilayah Indonesia, hal ini berdasarkan surat edaran sekjen Kemenag RI nomor 182 tahun 2025 tentang launching gerakan penanaman 1 juta pohon matoa.
Pohon ini ditanam di berbagai tempat di lingkungan tempat kerja masing-masing diantaranya :
1. Rumah ibadah
2. Kantor Kemenag pusat
3. Kantor wilayah Kementerian agama provinsi
4. Kemenag Kabupaten
5. PTKN
6. Pusdiklat
7. Balai diklat
8. Asrama haji
9. KUA
10. Madrasah
11. Baznas
12. Pondok pesantren
13. Lokasi strategis lainnya
Kegiatan ini berlandaskan:
1. Asa cita ke-8_memperkuat penyelarasan kehidupan yang harmonis dengan lingkungan
2. Program prioritas Kementerian agama periode 2025 – 2029
3. Kesadaran ekologis berbasis nilai-nilai agama
4. Menginspirasi umat beragama untuk berpartisipasi aktif dalam melestarikan lingkungan hidup.
Penanaman pohon bukan cuma sekedar formalitas
Tanaman pohon bukan hanya sekedar formalitas, tetapi memiliki banyak manfaat yang signifikan bagi lingkungan dan kehidupan manusia. Berikut beberapa alasan mengapa penanaman pohon sangat penting:
1. Mengurangi polusi udara: Pohon dapat menyerap gas-gas berbahaya seperti karbon dioksida dan menghasilkan oksigen.
2. Mengurangi efek rumah kaca: Pohon dapat menyerap karbon dioksida yang merupakan salah satu gas rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim.
3. Mengatur siklus air: Pohon dapat membantu mengatur siklus air dengan menyerap air dan melepaskannya ke atmosfer melalui proses transpirasi.
4. Mengurangi erosi tanah: Akar pohon dapat membantu menahan tanah dan mengurangi erosi.
5. Meningkatkan biodiversitas: Pohon dapat menjadi habitat bagi berbagai jenis hewan dan tumbuhan.
6. Mengurangi suhu: Pohon dapat memberikan naungan dan mengurangi suhu udara sekitar.
7. Meningkatkan kualitas air: Pohon dapat membantu menyaring air dan mengurangi polusi air.
Penanaman pohon juga dapat menjadi simbol harapan dan komitmen untuk menjaga kelestarian lingkungan. Oleh karena itu, penanaman pohon bukan hanya sekedar formalitas, tetapi merupakan tindakan nyata untuk menjaga lingkungan dan meningkatkan kualitas hidup manusia.
RS.Tajuddin Chalid Makassar, 22 April 2025
Erwin (Analis Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan) MAN 1 Mamuju
#Teoekologi
#Hari Bumi
#Penanaman 1 juta pohon
#Pohon Matoa